Sabtu, 10 April 2010

ALL ABOUT POSYANDU

Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana

Tujuan penyelenggara Posyandu…

  1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas)
  2. Membudayakan NKKBS.
  3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
  4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

Pengelola Posyandu.

1. Penanggungjawab umum : Kades/Lurah

2. Penggungjawab operasional : Tokoh Masyarakat

3. Ketua Pelaksana : Ketua Tim Penggerak PKK

4. Sekretaris : Ketua Pokja IV Kelurahan/desa

5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes (Puskesmas).

Kegiatan Pokok Posyandu :

1. KIA

2. KB

3. lmunisasi.

4. Gizi.

5. Penggulangan Diare.

Pembentukan Posyandu.

a. Langkah – langkah pembentukan :

1) Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.

2) Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB .

3) Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu

4) Pemilihan kader Posyandu.

5) Pelatihan kader Posyandu.

6) Pembinaan.

b. Kriteria pembentukan Pos syandu.

Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu Posyandu melayani 100 balita.

c. Kriteria kader Posyandu :

1) Dapat membaca dan menulis.

2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.

3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.

4) Mempunyai waktu yang cukup.

5) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.

6) Berpenampilan ramah dan simpatik.

7) Diterima masyarakat setempat.

d. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu.

1. Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari Puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat dengan system 5 meja yaitu :

Meja I : Pendaftaran.

Meja II : Penimbangan

Meja III : Pengisian KMS

Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.

Meja V : Pelayanan KB & Kes :

· Imunisasi

· Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap bulan Februari dan Agustus.

· Pembagian pil atau kondom

· Pengobatan ringan.

· Kosultasi KB-Kesehatan

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).

2. Sasaran Posyandu :

· Bayi/Balita.

· Ibu hamil/ibu menyusui.

· WUS dan PUS.

a. Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :

1) Kesehatan ibu dan anak :

· Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

· Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii dan Agustus)

· PMT

· Imunisasi.

· Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.

1) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.

2) Pemberian Oralit dan pengobatan.

3) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS baita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN

S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.

K : Semua balita yang memiliki KMS.

D : Balita yang ditimbang.

N : Balita yang naik berat badannya.

Keberhasilan Posyandu berdasarkan :

1 ) D / S : baik/kurangnya peran serta masyarakat

2) N / D : Berhasil tidaknyaProgram posyandu

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh Kader PKK sedangkan meja V merupakan meja pelayanan para medis (Jurim, Bindes, Perawat clan Petugas KB)

f. Dana.

Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat.

SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP)

Sistem informasi Posyandu adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu. OLeh sebab itu Sistem Informasi Posyandu merupakan bagian penting dari pembinaan Posyandu secara keseluruhan. Konkritnya, pembinaan akan lebih terarah apabila di dasarkan pada informasi yang lengkap, akurat dan aktual. Dengan kata lain pembinaan merupakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi karena didasarkan pada informasi yang tepat, baik dalam lingkup terbatas maupun lingkup yang lebih luas.

Mekanisme Operasional SIP :

1) Pemerintah Desa/kelurahan bertanggung jawab atas tersediannya data dan informasi Posyandu.

2) Pengumpul data dan informasi adalah Tim Penggerak PKK dengan menggunakan instrumen :

  1. Catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan nifas oleh ketua kelompok Dasa Wisma (kader PKK) .
  2. Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.
  3. Register anak balita dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.
  4. Register WUS- PUS alam wilayah ketiga Posyandu bulan Januari s/d Desember.
  5. Register Ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.
  6. Data pengunjung petugas Posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan kematian ibu hamil melahirkan dan nifas.
  7. Data hasil kegiatan Posyandu.

Catatan :

  1. Instrumen/format SIP diatas oleh kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari petugas kesehatan/PLKB
  2. Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan bertanggungjawab dalam hal :

a. Menghimpun data dan informasi dari seluruh Posyandu yang ada dalam wilayah desa/kelurahan.

b. Menyimpulkan seluruh data dan informasi.

c. Menyusun data dan informasi sebagai bahan pertemuan ditingkat kecamatan (Rakorbang).

  1. Puskesmas, PPLKB, Kaurbang mengambil data dari desa untuk dianalisis dan kemudian menjadi bahan rakor Posyandu di tingkat kecamatan.
  2. Hasil analisis digunakan sebagai bahan menyusunan rencana pembinaan. Masalah-masalah yang dapat diatasi oleh Pemerintah Tingkat Kecamatan segera diambil langkah pemecahannya sedangkan yang tidak dapat dipecahkan dilaporkan ke tingkat Kabupaten/Kotamadya sebagai bahan Rakorbang Tingkat ll.

STRATA POSYANDU dikelompokkan menjadi 4 :

1. Posyandu Pratama :

• belum mantap.

• kegiatan belum rutin.

• kader terbatas.

2. Posyandu Madya :

• kegiatan lebih teratur

• Jumlah kader 5 orang

3. Posyandu Purnama :

• kegiatan sudah teratur.

• cakupan program/kegiatannya baik.

• jumlah kader 5 orang

• mempunyai program tambahan

4. Posyandu Mandiri :

• kegiatan secara terahir dan mantap

• cakupan program/kegiatan baik.

• memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.

Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata Posyandu adalah :

1. Jumlah buka Posyandu pertahun.

2. Jumlah kader yang bertugas.

3. Cakupan kegiatan.

4. Program tambahan.

5. Dana sehat/JPKM.

Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung kepada kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader PKK, LPM sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung Posyandu.

PEMBINAAN KFSEJAHTERAAN KELUARGA

PKK adalah gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor penggerakan untuk membangun keluarga sebagai unit atau kelompok terkecil dalam masyarakat dan bertujuan membantu pemerintah untuk ikut serta memperbaiki dan membina tata kehidupan dan penghidupan keluarga yang dijiwai oleh Pancasila menuju terwujudnya keluarga yang dapat menikmati keselamatan, ketenangan dan ketentraman hidup lahir dan bathin (keluarga sejahtera).

susunan kepengurusan PKK sebagai berikut :

• Ketua, Wakil Ketua

• Sekretaris, Wakil Sekretaris.

• Bendara Wakil Bendahara

• Ketua Pokja I dan anggota

• Ketua Pokja II dan anggota.

• Ketua Pokja III dan anggota.

• Ketua Pokja IV dan anggota.

Sebagai Ketua disemua tingkatan dijabat secara funsional oleh istri Kepala Pemerintahan Daerah setempat sampai ke tingkat Desa/Kelurahan sedangkan yang menjadi Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara clan anggota adalah dari tokoh masyarakat setempat.

Program P.K.K.

Tim Penggerak PKK memiliki 10 program pokok PKK sebagai berikut :

1. Penghayatan dan l Pengamanan Pancasila.

2. Gotong royong

3. Pangan

4. Sandang.

5. Perumahan dan tatalaksana rumah tangga.

6. Pendidikan dan keterampilan

7. Kesehatan.

8. Pengembangan kehidupan berkoperasi.

9. Kelestarian lingkungan hidup.

10. Perencanaan sehat.

Program tersebut bukan urut-urutan tetapi program yang satu terkait dengan program yang lain dan setiap program dapat berkembang sesuai kemajuan perkembangan pembangunan daerah setempat sehingga 10 program pokok dapat menjadi berbagai kegiatan.

4. Sepuluh (10) program pokok PKK tertuang ke dalam 4 (empat) kelompok kerja (Pokja) yaitu :

1. Kelompok kerja I (Pokja I) membidangi :

• Penghayatan Pengamalan Pancasila

• Gotong royong.

2. Kelompok Kerja (Pokja II) membidangi

• Pendidikan dan keterampilan.

• Pengembangan kehidupan berkoperasi.

3. Kelompok Kerja (Pokja I) membidangi :

• Sandang

• Pangan

• Perumahan dan tatalaksana rumah tangga.

4. Kelompok KerjaIV (Pokja IV) membidangi :

Kesehatan.

• Kelestarian lingkungan hidup.

• Perencanaan sehat.

Secara khusus Kelompok Kerja IV (Pokja IV) yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan posyandu bersama dengan kader PKK khusus Posyandu serta LPM. Disamping adanya Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan terdapat pula kelompok PKK didusun/lingkungan dan kelompok Dasa Wisma terdiri dari 10 s/d 20 Kepala Keluarga yang ketuanya diangkat dari salah seorang dari 10 atau 20 KK tersebut yang bertugas dalam melaksanakan dan membina kegiatan program Pokok PKK dan pengembangannya dicatat dalam 3 (tiga) buku catatan ketua Kelompok Dasa Wisma yaitu :

1. Buku catatan keluarga mencatat data keluarga secara lengkap.

2. Buku catatan kegiatan keluarga mencatat kegiatan kehidupan keluarga.

3. Buku catatan kelahiran dan kamatian bayi, ibu hamil, ibu meneteki (buteki) dan ibu nifas.

Ketiga buku catatan kelompok Dasa Wisma merupakan salah satu format SIP.


(Sumber: http://iinaza.wordpress.com)

PERKEMBANGAN BAYI DALAM KANDUNGAN

Perkembangan bayi dalam kandungan anda akan menjadi salah satu hal yang sangat menyenangkan dalam proses kehamilan ini karena hampir semua apa yang anda lakukan berefek tehadap bayi dalam kandungan anda ini. ---Mari kita melihat apa saja perkembangan dan perubahan yang terjadi pada bayi pada periode awal kehidupannya.


Minggu ke 1:
Pada minggu ini, menjadi menstruasi yang terakhir sebelum kehamilan. Perdarahan terjadi dan hormone-hormon ditubuh mempersiapkan sel telur untuk dilepaskan.

Minggu ke 2 :
Uterus (dinding rahim) menebal dan mempersiapkan untuk tahap ovulasi.

Minggu ke 3:
Merupakan masa ovulasi (pelepasan telur). Kehamilan terjadi pada saat ini. Pembuahan terjadi pada saat sperma dari pasangan anda bertemu dengan sel telur anda di tuba falopi. Pembuahan memerlukan waktu 4 hari, setelah telur dibuahi maka dinamakan zygote

Minggu ke 4:
Saat buat si zygote kecil untuk menemukan tempat didalam rahim anda. Dengan berakhirnya minggu ini, anda tidak mendapat menstruasi, dan menjadi tanda pertama kemungkinan kehamilan. Pada beberapa wanita mendapatkan sedikit perdarahan dan disalahartikan sebagai menstruasi, sebenarnya perdarahan yang sedikit itu karena implatasi dari zygote ke dinding rahim anda.

Minggu ke 5:
Ukuran bayi anda sekarang sekitar sebuah biji aple dan pada minggu ini disebut sebagai embrio. Bayi anda sudah mempunyai detak jantung sendiri, plasenta dan tali pusat sudah berkerja sepenuhnya pada minggu ini. Vesikel-vesikel otak primer mulai terbentuk, sistim saraf mulai berkembang.

Minggu ke 6:
Embrio terlihat seperti berudu. Pada minggu ini dapat mengenali kepala, ekor, tangan dan anggota badan masih seperti tunas.
Pada minggu ini pembentukan awal dari hati, pancreas, paru-paru,kelenjar tiroid dan jantung.

Minggu ke 7:
Jantung sudah terbentuk lengkap. Saraf dan otot bekerja bersamaan unutk pertama kalinya. Bayi mempunyai reflek dan bergerak spontan(anda belum dapat merasakannya). Akhir minggu ke ini otak akan terbentuk lengkap.

Minggu ke 8:
Embrio sekarang berukuran panjang sekitar 25-30 mm. Lengan dan kaki sudah terbagi menjadi komponen paha, kaki,tangan, lengan, bahu. Organ reproduksinya mulai terbentuk begitu juga dengan kartilago dan tulang. Telinga luar sudah terbentuk sempurna, mata membentuk pigmen. Didalam otak, jaringan saraf berhubungan dengan lobi penciuman di otak.
Jantung sudah memompa dengan kuat dan irama teratur.

Minggu ke 9:
Pergerakan pertama fetus dapat dideteksi dengan USG. Pada minggu ini perut dan rongga dada sudah terpisah dan otot mata dan bibir atas terbentuk.

Minggu ke 10:
Tulang sudang menggantikan kartilago. Diafragma memisahkan jantung dan paru-paru dari perut. Otot leher terbentuk. Otak berkembang cepat dalam bulan terakhir ini sehingga proporsi kepala lebih besar daripada tubuh.

Minggu ke 11:
Organ seks luar sudah terbentuk, juga folikel-folikel rambut dan gigi. Bayi sudah dapat menelan cairan amnion dan mengeluarkan kembali(kencing).

Minggu ke 12:
Ukuran fetus anda sekarang sekitar 8 cm. Semua organ vital bayi sudah terbentuk.
Dengan signal dari otak, otot akan merespon dan bayi sudah dapat menendang.













Akhir trimester pertama,organ-organ tubuh bayi sudah terbentuk. Rasa mual dan lelah pada anda sudah hilang. Perkembangan selanjutnya anda akan melihat pertumbuhan bayi (dan juga anda) bertumbuh lebih besar.

Program Desa Siaga

Pencanangan program nasional Desa Siaga yang ditargetkan bisa mencakup 70.000 desa di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2008 diharapkan tidak terjebak pada kegiatan seremoni saja. Konsep Desa Siaga yang dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu hidup sehat itu harus berkesinambungan dan menjadi bagian dari warga desa tersebut.

Harapan ini terungkap dalam diskusi Kemitraan Dunia Usaha dalam Mendukung Implementasi Desa Siaga di Jakarta, Kamis (7/12). Diskusi yang difasilitasi Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) itu berupaya mencari titik temu dan dukungan dunia usaha yang memiliki program corporate social responsibility (CSR) dalam mempercepat terbentuknya desa siaga yang dicanangkan Departemen Kesehatan.

Program Desa Siaga ini akan diresmikan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kabupaten Lumajang pada 16 Desember 2006. Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya serta kemampuan untuk mencegah dan mengatasi berbagai masalah kesehatan, bencana, kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Pencanangan program nasional Desa Siaga yang ditargetkan bisa mencakup 70.000 desa di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2008 diharapkan tidak terjebak pada kegiatan seremoni saja. Konsep Desa Siaga yang dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu hidup sehat itu harus berkesinambungan dan menjadi bagian dari warga desa tersebut.

Harapan ini terungkap dalam diskusi Kemitraan Dunia Usaha dalam Mendukung Implementasi Desa Siaga di Jakarta, Kamis (7/12). Diskusi yang difasilitasi Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) itu berupaya mencari titik temu dan dukungan dunia usaha yang memiliki program corporate social responsibility (CSR) dalam mempercepat terbentuknya desa siaga yang dicanangkan Departemen Kesehatan.

Program Desa Siaga ini akan diresmikan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kabupaten Lumajang pada 16 Desember 2006. Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya serta kemampuan untuk mencegah dan mengatasi berbagai masalah kesehatan, bencana, kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.

Di desa siaga minimal harus ada pos kesehatan masyarakat yang dilayani satu bidan dan dua kader kesehatan. Di tempat ini masyarakat setidaknya bisa mendapat layanan kesehatan dasar.

Jangan terhenti

Kekhawatiran program Desa Siaga berjalan tidak optimal itu didasarkan pada banyaknya program pemberdayaan masyarakat yang dicanangkan pemerintah, termasuk Departemen Kesehatan, namun di lapangan tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Ada banyak program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang sudah dicanangkan, tetapi banyak pula yang berhenti di tengah jalan. Sumarjati mencotohkan bagaimana program posyandu sekarang banyak yang mandek. Begitu pula upaya untuk menyebar 63.000 bidan pegawai tidak tetap ke pelosok desa di seluruh Indonesia yang juga terhenti. Demikian juga program warung obat desa yang tidak berjalan.

Untuk mewujudkan desa siaga dalam waktu tiga tahun memang tidak mudah. Untuk masalah bidan saja, saat ini yang aktif 30.000-35.000 orang, padahal saat desa siaga terwujud minimal butuh 70.000 bidan.

Untuk itu, Departemen Kesehatan tidak bisa jalan sendiri. Dunia usaha yang selama ini sudah menjalankan fungsi sosialnya diharapkan bisa jadi mitra strategis bersama komponen masyarakat lainnya, kata Abdullah.

N Hasto Kristiyono, Direktur Pengembangan Pasar General Electric, mengatakan bahwa dunia usaha bersedia bersinergi dalam mendukung program nasional. Untuk itu harus dicari titik temu bagaimana kepentingan dunia usaha dan pemerintah dalam melayani masyarakat bisa sama-sama berjalan.

Departemen Kesehatan harus proaktif untuk bisa mensinergikan apa yang sudah dilakukan dunia usaha lewat CSR mereka dengan rencana implementasi Desa Siaga, kata Kemal N Siregar, Ketua IAKMI. (ELN)